Senin, 01 Juli 2019

Mengawetkan Sejarah dengan Tulisan

Oleh: Eko Setyowardani,.S.Ag., M.Pd.
Menulis bagi individu adalah sebagai cara untuk mengawetkan pikiran, dan pengalaman. Melalui tulisan suatu ilmu, nilai, moral dan peradaban dapat diwariskan dari generasi ke generasi. Kegiatan ini merupakan bagian dari keterampilan berbahasa yang meliputi: keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan berbicara (reading skills) dan keterampilan menulis (writing skills). 
Aktivitas menulis merupakan cara mengekspresikan makna atau arti. Menulis sendiri adalah suatu proses pemilihan kata untuk menjadi pesan yang dapat disampaikan pada orang lain. Membaca tulisan sama dengan upaya membuka kode (simbol-simbol) yang memiliki makna sehingga memberi pengaruh dan sugesti pada pembacanya.
Menulis adalah suatu proses yang terus menerus, pengalaman penulis sendiri sebuah tulisan yang sampai kepada para pembaca seringkali adalah tulisan yang telah diedit berulang-ulang. Sebagai tulisan yang harus ditulis kembali hingga sampai pada penegasan dan memiliki kekuatan bahasa yang lebih informatif. Pengalaman telah membuktikan bahwa meningkatkan ekspresi tulisan para individu berarti pula meningkatkan daya pikir mereka. Komunikasi tulis cenderung lebih unggul dalam isi pikiran maupun struktur kalimat, lebih formal dalam gaya bahasa dan jauh lebih teratur dalam pengertian ide-ide.
Penulis biasanya telah memikir dalam-dalam setiap kalimat sebelum ia menulis naskahnya. Penulis yang berhasil adalah penulis yang pernah gagal berulang-ulang dalam menulis,  tapi tidak  pernah berhenti untuk menulis. Mungkin diantara kita banyak yang mencoba untuk menulis tapi pikiran tiba-tiba menumpul dan tidak tahu apa yang harus ditulis berikutnya. Kita tidak dapat memilih diksi (pilihan kata) yang indah, tidak bisa mendeskripsikan tentang kriteria keindahan dan kebenaran dalam tulisan.
Sebagai manusia tentunya ingin jujur pada diri sendiri dan dapat mewakilkan diri kita pada tulisan sebagai karya dalam hidup kita. Banyak buku-buku tentang cara-cara menjadi penulis hebat, tapi bagi penulis sendiri teknik yang paling real untuk berhasil dalam menulis adalah mau membiasakan diri untuk menulis. Menulis sebagai bagian seni dalam bahasa arti seni itu sendiri adalah art, sesuatu yang digunakan untuk melukiskan sesuatu yang bersifat personal, kreatif dan original.
Sebagai penulis pemula orisinil atau tidak sebuah tulisan bukanlah misteri yang harus ditelusuri, setidaknya didalamnya terdapat pesan-pesan positif, kebiasaan menulis akan mendidik orang untuk bersikap mandiri dan sportif. Berfikir tentang menulis atau hanya berbicara tentang menulis, atau tidur cemas tentang apa yang ditulis tidak akan menjadikan seseorang menjadi penulis.
Menulis adalah kebiasaan. Setidaknya menulis itu kita mengalirkan atau mewakilkan apa yang ada dalam pikiran kita pada media yang lain selain otak kita. Tidak semua orang mampu membaca pikiran tapi hampir semua orang dapat membaca tulisan. Menulis sendiri adalah suatu proses, sejauh mana kita percaya diri mengemukakan sesuatu yang tersembunyi dalam pikiran. Maka dengan menulis individu juga dapat belajar mencari eksistensi.

Menulislah Dengan Perasaanmu, dan Perbaikilah dengan Pikiranmu
Setiap hari memberikan kisah yang berbeda, dan cerita yang berbeda. Mengawali setiap pagi kita dengan menulis mungkin akan menjadikan kita seorang penulis. Menulis akan mengajarkan kita menjadi manusia yang bersumber daya. Setidaknya dengan menulis seseorang berjuang mempertahankan pikirannya menjadi abadi. Walaupun jasad sudah tidak ada lagi di bumi. Manusia memiliki tiga potensi yaitu: 1.) Potensi hati harus kita isi dengan tekad yang kuat, 2.) Potensi akal harus kita isi dengan ilmu pengetahuan, 3.) Potensi jasad harus kita optimalkan dengan amal perbuatan.
Banyak hal-hal sederhana menjadi Indah ditangan seorang penulis. Contoh sebuah tisu yang sudah terbuang menjadi sampah. “aku hanya sebuah tisu untuk menyeka air matamu, dan akan kau buang di sudut ruang. Lalu dengan apa aku akan menyeka air mataku saat aku sedih”. Kita dapat menulis dalam berbagai bentuk gaya kepenulisan, kita dapat membuat puisi, novel, essay, opini, drama dan sebagainya.
Jika kita memang suka menulis maka jadikanlah menulis sebagai bagian kegiatan produktif kita. Kita berkeyakinan bahwa dalam keberanian itu terdapat kecerdasan, kekuatan dan keajaiban. Menulis juga dapat sebagai jalan hidup. Sesuatu yang disebut sebagai jalan hidup merupakan hal yang penting. Hal yang menjadi kebiasaan, dan dapat membangun peradaban yang lebih bersumber daya. Jadi kita tidak bisa berharap akan menjadi penulis tanpa kita mulai menulis, sedang menulis dan selalu bersama tulisan kita.
Kita akui bahwa ketakutan kita yang paling besar bukan terletak pada ketidakmampuan kita tapi pada kemampuan kita yang luar biasa. Sesungguhnya yang paling menakutkan kita adalah cahaya dan bukan kegelapan. Dan jika mampu membiarkan cahaya kita terpancar keluar itu berarti juga membuat orang lain melakukan hal yang sama. Pada saat kita mengalahkan ketidakmampuan kita saat itu juga kita membebaskan diri kita dan orang lain dari perasaan takutnya. Komitmen merupakan hal yang tidak mudah.
Kita seringkali lebih mementingkan hasil daripada proses perjuangan. Live is not only for bread. Pada apapun yang kita kerjakan ikhlas akan menjadi dasar utama dari apa yang kita kerjakan. Bahwa apa yang kita lakukan adalah bagian dari upaya memanusiakan diri kita sendiri dari belenggu ketidak mampuan dan kelemahan sebagai manusia. Tanpa beban kita akan membumbung tinggi tanpa bobot. Dalam hidup kita memerlukan beban supaya kita mengenal tanggung jawab. Dan dapat meletakkan eksistensi dan aktualisasi diri dalam lingkungan. Bekerja keras, bekerja cerdas serta bekerja ikhlas menjadi sesuatu yang wajib. Sebab bila kita bekerja keras dan tidak ikhlas, sebab ada maksud-maksud tertentu, bila ada maksud kita yang tidak tercapai akan membuat kita menjadi patah semangat, sebab merasa terabaikan.
Sangat penting bagi kita bila menulis adalah berusaha melibatkan perasaan. Sebab kita tahu banyak hal-hal hebat dapat tercipta dari hal-hal yang bersifat emosional. contohnya Taman Gantung Babilon merupakan bukti rasa cinta Raja Nebukadnezer kepada Istrinya yang lebih dulu meninggal. Taj Mahal merupakan bukti rasa Cinta raja Syah Jehan kepada Istrinya. Dengan membawa emosi maka kita diajak bisa mendengar, bisa merasakan dan bisa melihat. Emosional merupakan faktor penggerak bagi kehidupan kerajaan hati manusia. Factor Emosional akan menjadikan manusia lebih bersemangat untuk mencapai tujuannya. Semua orang mendapatkan hasil dari apa yang dilakukan. Demikian juga menulis, menulis adalah perjuangan yang tidak langsung sekali jadi. Hal yang paling sering menyakitkan adalah pada saat kita menjadi editor dan menghakimi tulisan sendiri. Kemudian kita memutuskan untuk berhenti menulis.
Terdapat hukum dalam penulisan jika kamu menulis draft pertama jangan pikirkan hasilnya akan bagus apa tidak, yang lebih penting bagi kita adalah terus menulis. Jika sesuatu itu layak untuk dilakukan maka kita harus melakukan sebaik mungkin diantaranya adalah menyelesaikan tulisan kita. Kita tidak akan pernah dapat menuliskan sebuah cerita yang sempurna, selalu ada yang retak dari apa yang diciptakan Tuhan. Supaya, kita ikut berperan dalam proses kreasi. Bahwa segala sesuatu di atas bumi dalam kondisi yang belum selesai. Bahkan sampai kita meninggal pun dalam kondisi yang belum selesai.
Ada harapan yang diselesaikan orang lain, ada ketidak sempurnaan yang akhirnya menjadi daya kreasi orang lain. Karya adalah sebuah sekuel dari inovasi yang belum selesai, kita memerlukan discovery dan invention (suatu proses bahwa karya cipta telah diakui oleh orang lain. Kita tidak dapat mengontrol proses kreatif. Pada saat seseorang sudah terlibat pada proses kreatif mereka dapat merasakan kondisi flow (mengalir) sehingga tidak merasakan yang dilakukannya sebagai beban.
Seringkali kekuatan itu ada pada proses alam bawah sadar. Saat kita gembira, bukankah alam bawah sadar kita yang memberikan rasa itu. Komedi yang sering kita lihat adalah bentuk ketidak sadaran, dan kita sangat bahagia saat bisa terlibat di dalamnya. Adakalanya orang harus kembali ke titik tempat semua orang memulai: merasa tidak berdaya sebelum mengawali proses menulis itu sendiri sama saja dengan menaati aturan yang tidak dimengerti.

Have fun
Ada perasaan yang bersifat relatif yang terdapat dalam diri kita yaitu perasaan atau hal-hal yang bersifat emosional. contohnya rasa sedih dan gembira adalah hal-hal yang dikendalikan oleh factor inner dalam diri kita. Contohnya untuk melakukan sesuatu hal akan lebih mudah dan ringan dilaksanakan bila kita sedang gembira. Kita harus dapat membawa kerja dan juga kegembiraan kerja.
Waktu dibagi menjadi tiga. 1.) Waktu yang relatif yaitu waktu yang dipengaruhi perasaan kita, 2.) Waktu yang naïf, bahwa hakikat waktu disebabkan oleh revolusi dan rotasi bumi, serta 3.) Waktu yang mekanik, waktu seperti perputaran mesin mekanik pada jam tangan kita. Penulis Elmore Leonard penulis buku Get Shorty mengatakan bahwa ia hanya dapat mulai menulis saat ia memulainya dengan hati gembira. Menulis adalah seni, seni memiliki fungsi bagi keseluruhan tubuh kita. Alam bawah sadar harus mengalir dengan bebas apa adanya dan tanpa beban. Mengusung semua hal yang masih berharga dalam ingatan, memuat semua emosi, kejadian, dan isyarat dari sebuah karakter yang telah tersimpan dalam dirinya yang paling dalam. Alam bawah sadar pemalu, luas dan tidak terbatas, tapi ia mudah untuk dimasuki kapan saja bahkan dapat diarahkan.
Apa yang kita tulis memiliki banyak kekuatan untuk menyembuhkan, untuk membuka pikiran, membuka hati dan merubah dunia. Kita bertanggung jawab terhadap apa yang kita tulis. Suatu hal yang membebani adalah kecenderungan manusia yang menyukai eksibisionis (atau suka pamer). Beban ingin merasa cepat diakui, dan ingin disanjung cenderung akan membuat kita lengah dan mudah menyerah pada saat kita merasa karya kita tidak dianggap. Kita sering lebih memburu barakah (kemuliaan) dan melupakan istiqomah (kesungguhan hati dan ketekunan). Memang pada diri manusia memerlukan need of achievement, need of power, dan need of affiliation. Sebagai kebutuhan integrative sebagai manusia yang memiliki nilai dan moral.
Pikiran pertama yang kita miliki adalah pikiran yang paling kuat. kita akan menemukan perasaan yang mengalir, dalam kecepatan terdapat kebenaran. Makin cepat kita menulis, makin banyak kejujuran yang kita dapatkan. Dalam keraguan ada pemikiran.  Tanpa sadar kita akan memiliki gaya yang akan memperkaya tulisan. Selamat Menulis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar