Oleh: Syifa Dwi Rahmawati (X Busana 3)
Di bawah sinar rembulan malam Kia merenung di pinggiran jendela. Ya, namanya Azkia Nurita, dia seorang santriwati yang sedang mengabdi di pondok Al-Husna. Tidak hanya mengabdi dia juga sedang menempuh S1 di universitas ternama di Yogyakarta. Dia termasuk santriwati yang rajin, pintar dan solehah. Tidak hanya itu, dia juga kesayangan kyai. Kia juga penghafal Al-Quran, namun dia belum mumtaz, karena akhir-akhir ini pikiran Kia terganggu dengan seorang santri. Sebelumnya dia belum pernah bertemu atau berkenalan dengan lawan jenis. Karena kuliah tersebut umum, Kia tidak bisa menghindar dari lawan jenis.
Saat Kia hendak mengerjakan tugas di taman, Kia tidak sengaja
menabrak santri yang memang kebetulan sedang mengabdi di Al-Husna.Brukkk…..semua
buku kia jatuh.
“Astaghfirullah, maaf saya tidak sengaja” kata santri tersebut, Kia tidak melihat mukanya karena dia sibuk memunguti bukunya. Saat hendak mengambil buku yang jatuh tidak jauh dari santri tersebut,
“Maaf…….”
ucap mereka bersamaan.
Reflek
mereka saling bertatapan
Indah dan berbinar mata santri itu, bagaikan
berlian yang mengkilap.
1
menit ... 2 menit ... 3 menit... berlalu
mereka tersadar dan beristigfar. Tak lama santri tersebut mengembalikan buku
Kia dan segera pergi meninggalkan kia, tanpa berkenalan
“Maaf
ini bukunya, saya duluan. Assalamu'alaikum,” ucap santri tersebut sambil terburu-buru
“syukron, akhi…… wassalamu'alaikum warahmatullahi
wabarakatuh,” ucap Kia sembari menatap punggung santri tersebut yang kian
menghilang.
Tidak lama teman kia datang
“Hey!
ngapain bengong di sini, Kia?” ucap teman Kia.
“Astagfirullah!
kaget aku, hih! Kamu tuh kalau datang salam bukan malah ngagetin,” balas kia.
“Hahaha,
maaf atuh Ki, Assalamu'alaikum”.
“Wa'alaikumsalam
warahmatullahi wabarokatuh,” balas Kia
“Lagian
kamu, ngapain bengong sendiri disini, kayak habis dihipnotis aja”.
“Ihh
kamu mah, mana mungkin aku dihipnotis, tadi aku habis ditabrak kang santri kita”
balas Kia
“Waah
hayolo Kia, kamu jatuh cinta di pandangan pertama?”, goda
teman Kia
“Ayo! cerita gimana tadi”, imbuh
teman Kia.
“Sttt, udah ayo ke taman banyak tugas nih”, Balas Kia.
Singkat cerita saat di asrama.
“Teh
Kia mah kenapa melamun gitu?”, tanya Alia
anak kyai.
“Eh
Alia sejak kapan di sini? bukannya tadi masih mura’jaah?”, Tanya Kia.
“Aish,
teh Kia ditanya
malah nanya balik,”Kesal Alia.
“Hahaha,
maaf atuh lagi gak fokus teteh”.
“Nggak
fokus karena apa teh? apa karena banyak tugas? atau karena hafalan teteh belum
selesai?”, tanya Alia bertubi-tubi.
“kamu
mah,
malah jadi nge-wawancara”.
“Hahaha, teteh
sih bikin penasaran, sini cerita
mana tau Alia bisa bantu”.
“Cerita?
emang mau cerita apa? teteh gak ada cerita baru buat Alia”, bohong Kia karena
takut nanti Alia mengadu sama abahnya.
“Alah
teteh mah gitu, padahal tadi melamun kayak banyak masalah”, jawab Alia
“Nggak
ada cerita Alia sayang, udah sana mura’jaah lagi, teteh mau lanjut nugas”, jawab Kia.
“Isshh teteh
mah, yaudah Alia lanjut lagi asalamualaikm teh”, pamit Alia.
Semenjak
kejadian itu, Kia jadi susah fokus.
Karena
memikirkan santri tersebut, meskipun satu kampus tapi Kia tidak pernah
menemuinya lagi. Apakah ini hanya ujian dari Allah? Karena santri tersebut
semua hafalan Kia keteteran, padahal Kia tidak tahu namanya meskipun satu
pondok, padahal
hanya bertatapan 3 menit. Tapi rasa cinta ini tumbuh di hati Kia. Apakah ini
jawaban dari sepertiga malam Kia atau ini hanya ujian semata dari Allah?
Ingin
tahu cerita selanjutnya? Tidak ada
karena jika
dilanjutkan
bukan cerpen lagi tapi novel.
Kurang
lebihnya saya mohon maaf.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar